1. Aturan Konfigurasi Spesifik
Aturan Cahn Ingold Prelog
Aturan 1: Perhatikan 4 atom yang
menempel langsung pada pusat kiralitas dan buatlah prioritas berdasarkan
penurunan nomer atom. Atom yang memiliki nomer atom tertinggi menduduki
prioritas pertama, sedangkan atom yang memiliki nomer atom terendah (biasanya
hidrogen) menduduki prioritas keempat.
Aturan 2: Jika pembuatan prioritas
tidak bisa menggunakan aturan 1, bandingkan nomor atom pada atom kedua
masing-masing substituen, dilanjutkan pada atom ketiga dan seterusnya sampai
ditemukan perbedaan nomer atomnya sehingga bisa dibuat prioritas.
Aturan 3: Multibonding
atom adalah sama dengan nomer atom dengan ikatan tunggal.
Setelah
dibuat prioritas pada keempat substituen yang berikatan langsung pada pusat
kiral karbon, kita dapat menentukan konfigurasi stereokimia dengan mengubah
orientasi molekul sehingga substituen prioritas keempat dibuat menjauhi kita.
Tiga substituen yang tersisa akan nampak seperti steer mobil. Langkah
berikutnya membuat arah putaran steer mobil kita berdasarkan urutan dari
prioritas pertama
sampai
pada akhirnya prioritas ketiga. Jika ternyata arah steer yang kita buat
searah jarum jam (clockwise) maka dikatakan pusat kiralitas mempunyai konfigurasi
R (huruf R berasal dari Bahasa Latin rectus yang artinya “kanan”).
Jika arah steer kita berlawanan dengan arah jarum jam (counterclockwise)
maka dikatakan pusat kiralitas mempunyai konfigurasi S (huruf S berasal
dari Bahasa Latin sinister yang artinya “kiri”)
2 Molekul
kiral
Kiral berasal dari bahasa yunani yang berarti tangan. Sistem tata
nama optik diperkenalkan Chan-Ingold-Prelog yang mengklasifikasikan atom C
kiral sebagai R atau S. Sistem tata nama ini sering dinamakan konfigurasi
mutlak atau absolut. Contoh (2R,3S)-2,3 dibromo pentana. Jika suatu molekul tidak dapat dihimpitkan dengan bayangan
cerminnya berarti kedua senyawa enantiomer disebut kiral/chiral (ky-ral dalam bahasa Yunani cheir, berarti “tangan”).
Molekul
yang mempunyai sisi simetri dalam berbagai kemungkinan dalam konformasinya
harus identik dengan bayangan cermin dan karena itu merupakan senyawa nonkiral
atau biasa disebut akiral. Kebanyakan, walau tidak semua, penyebab adanya
kiralitas pada suatu senyawa dikarenakan adanya atom karbon yang mengikat 4
gugus berbeda. Atom karbon tersebut diistilahkan sebagai pusat kiralitas (chirality
centers). Catatan, kiralitas merupakan sifat dari keseluruhan molekul,
dimana pusat kiralitas adalah ciri struktur yang menyebabkan kiralitas.
Bidang simetris Bidang bukan simetris
Sistem
tata nama isomer optik diperkenalkan Chan-Ingold-Prelog yang menglasifikasikan
atom C kiral sebagai R atau S. Sistem tata nama ini sering dinamakan
konfigurasi mutlak/absolut. Contohnya (2R,3S)-2,3 dibromo pentana. Pada tulisan
ini tidak akan dijelaskan aturan penamaan R dan S, tetapi para pembaca dapat
membacanya di literatur organik tingkat kuliah. Dengan sistem tata nama ini
diperkenalkan dua klasifikasi stereoisomer, yaitu enantiomer dan diastereoisomer.
Definisi dari enantiomer dan diastereoisomer sedikit rumit tetapi akan
dijelaskan secara sederhana.
- (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentana
- (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2R,3R)-2,3 dibromo pentana
Sekarang penjelasan berikut ini :
- Jika di antara sepasang stereoisomer tidak ada atom C kiral yang memiliki konfigurasi yang sama, maka stereoisomer tersebut adalah enantiomer. Seperti contoh pertama (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentana.
- Jika di antara sepasang stereoisomer terdapat minimal satu atom C kiral yang memiliki konfigurasi yang sama, maka stereoisomer tersebut adalah diastereoisomer. Seperti contoh kedua (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2R,3R)-2,3 dibromo pentana.
Sebagian masyarakat mungkin kurang memperhatikan sifat optis suatu senyawa
organik, padahal reaksi kimia dalam sistem biologis makhluk hidup sangat
stereospesifik. Artinya suatu stereoisomer akan menjalani reaksi yang berbeda
dengan stereoisomer pasangannya dalam sistem biologis makhluk hidup. Bahkan
terkadang suatu stereoisomer akan menghasilkan produk yang berbeda dengan
stereoisomer pasangannya dalam sistem biologis makhluk hidup. Contohnya adalah:
- Obat Thalidomide
Obat ini dipasarkan di Eropa sekira tahun 1959-1962 sebagai obat penenang. Obat ini memiliki dua enantiomer, di mana enantiomer yang berguna sebagai obat penenang adalah (R)-Thalidomide. Tetapi ibu hamil yang mengonsumsi enantiomernya yaitu (S)-Thalidomide justru mengalami masalah dengan pertumbuhan anggota tubuh janinnya. Sedikitnya terjadi 2000 kasus kelahiran bayi cacat pada tahun 1960-an. Hal ini merupakan tragedi besar yang tidak dapat dilupakan dalam sejarah obat-obat kiral.
- Nikotin
(-)Nikotin dilaporkan lebih beracun dan berbahaya dibandingkan dengan (+)Nikotin. Tanda "+" menyatakan arah rotasi polarimeter sesuai arah jarum jam, sedangkan tanda "-" menyatakan arah rotasi polarimeter berlawanan arah jarum jam.
- Tiroksin
Tiroksin adalah hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid. (-) Tiroksin meregulasi metabolisme tubuh, sedangkan (+) Tiroksin tidak menghasilkan efek regulasi apa pun.
Proyeksi
Fischer : rumus proyeksi untuk menunjukkan penataan ruang dari gugus-gugus disekitar atom
kiral
3. Isomeri
Konfigurasi
Jenis
stereoisomeri yang lain adalah isomeri konfigurasi atau isomer optis. Isomeri konfigurasi terjadi pada molekul yang
tidak mempunyai bidang simetri. Bidang
simetri adalah bidang imajiner yang membagi molekul menjadi dua bagian yang satu sama lain adalah bayangan
cerminnya. Molekul yang tidak mempunyai bidang simetri akan berinteraksi
dengan bidang cahaya terpolarisasi sehingga
bidang cahaya terpolarisasi akan berputar, baik ke kiri atau ke kanan. Kemampuan memutar bidang cahaya terpolarisasi
tersebut, baik arah maupun besar sudut putarnya dapat diketahui dengan alat
polarimeter. Salah satu ciri molekul
yang tidak mempunyai bidang simetri adalah pada molekul tersebut terdapat atom
karbon yang mengikat empat gugus berbeda. Atom karbon seperti itu disebut
atom karbon
kiral atau asimetris. Sebagai contoh, atom karbon nomor 3 pada molekul 3-kloro-2-
metil pentana
adalah atom karbon kiral, karena mengikat empat gugus berbeda, yaitu H, CH2CH3, Cl, dan CH(CH3)2.
Atom karbon kiral atau pusat kiral seringkali diberi tanda *.CH3-CH2-C-CH-CH3ClHCH3*
3-kloro-2-metilpentana
Sistem
tata nama isomer optik diperkenalkan Chan-Ingold-Prelog yang menglasifikasikan
atom C kiral sebagai R atau S. Sistem tata nama ini sering dinamakan
konfigurasi mutlak/absolut. Contohnya (2R,3S)-2,3 dibromo pentana. Pada tulisan
ini tidak akan dijelaskan aturan penamaan R dan S, tetapi para pembaca dapat
membacanya di literatur organik tingkat kuliah. Dengan sistem tata nama ini
diperkenalkan dua klasifikasi stereoisomer, yaitu enantiomer dan diastereoisomer.
Definisi dari enantiomer dan diastereoisomer sedikit rumit tetapi akan
dijelaskan secara sederhana.
- (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentana
- (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2R,3R)-2,3 dibromo pentana
Sekarang penjelasan berikut ini :
- Jika di antara sepasang stereoisomer tidak ada atom C kiral yang memiliki konfigurasi yang sama, maka stereoisomer tersebut adalah enantiomer. Seperti contoh pertama (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentana.
- Jika di antara sepasang stereoisomer terdapat minimal satu atom C kiral yang memiliki konfigurasi yang sama, maka stereoisomer tersebut adalah diastereoisomer. Seperti contoh kedua (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2R,3R)-2,3 dibromo pentana.
Sebagian masyarakat mungkin kurang memperhatikan sifat optis suatu senyawa
organik, padahal reaksi kimia dalam sistem biologis makhluk hidup sangat
stereospesifik. Artinya suatu stereoisomer akan menjalani reaksi yang berbeda
dengan stereoisomer pasangannya dalam sistem biologis makhluk hidup. Bahkan
terkadang suatu stereoisomer akan menghasilkan produk yang berbeda dengan
stereoisomer pasangannya dalam sistem biologis makhluk hidup. Contohnya adalah:
- Obat Thalidomide
Obat ini dipasarkan di Eropa sekira tahun 1959-1962 sebagai obat penenang. Obat ini memiliki dua enantiomer, di mana enantiomer yang berguna sebagai obat penenang adalah (R)-Thalidomide. Tetapi ibu hamil yang mengonsumsi enantiomernya yaitu (S)-Thalidomide justru mengalami masalah dengan pertumbuhan anggota tubuh janinnya. Sedikitnya terjadi 2000 kasus kelahiran bayi cacat pada tahun 1960-an. Hal ini merupakan tragedi besar yang tidak dapat dilupakan dalam sejarah obat-obat kiral.
- Nikotin
(-)Nikotin dilaporkan lebih beracun dan berbahaya dibandingkan dengan (+)Nikotin. Tanda "+" menyatakan arah rotasi polarimeter sesuai arah jarum jam, sedangkan tanda "-" menyatakan arah rotasi polarimeter berlawanan arah jarum jam.
- Tiroksin
Tiroksin adalah hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid. (-) Tiroksin meregulasi metabolisme tubuh, sedangkan (+) Tiroksin tidak menghasilkan efek regulasi apa pun.
Proyeksi
Fischer : rumus proyeksi untuk menunjukkan penataan ruang dari gugus-gugus disekitar atom
kiral
3. Isomeri
Konfigurasi
Jenis
stereoisomeri yang lain adalah isomeri konfigurasi atau isomer optis. Isomeri konfigurasi terjadi pada molekul yang
tidak mempunyai bidang simetri. Bidang
simetri adalah bidang imajiner yang membagi molekul menjadi dua bagian yang satu sama lain adalah bayangan
cerminnya. Molekul yang tidak mempunyai bidang simetri akan berinteraksi
dengan bidang cahaya terpolarisasi sehingga
bidang cahaya terpolarisasi akan berputar, baik ke kiri atau ke kanan. Kemampuan memutar bidang cahaya terpolarisasi
tersebut, baik arah maupun besar sudut putarnya dapat diketahui dengan alat
polarimeter. Salah satu ciri molekul
yang tidak mempunyai bidang simetri adalah pada molekul tersebut terdapat atom
karbon yang mengikat empat gugus berbeda. Atom karbon seperti itu disebut
atom karbon
kiral atau asimetris. Sebagai contoh, atom karbon nomor 3 pada molekul 3-kloro-2-
metil pentana
adalah atom karbon kiral, karena mengikat empat gugus berbeda, yaitu H, CH2CH3, Cl, dan CH(CH3)2.
Atom karbon kiral atau pusat kiral seringkali diberi tanda *.CH3-CH2-C-CH-CH3ClHCH3*
3-kloro-2-metilpentana
Sistem
tata nama isomer optik diperkenalkan Chan-Ingold-Prelog yang menglasifikasikan
atom C kiral sebagai R atau S. Sistem tata nama ini sering dinamakan
konfigurasi mutlak/absolut. Contohnya (2R,3S)-2,3 dibromo pentana. Pada tulisan
ini tidak akan dijelaskan aturan penamaan R dan S, tetapi para pembaca dapat
membacanya di literatur organik tingkat kuliah. Dengan sistem tata nama ini
diperkenalkan dua klasifikasi stereoisomer, yaitu enantiomer dan diastereoisomer.
Definisi dari enantiomer dan diastereoisomer sedikit rumit tetapi akan
dijelaskan secara sederhana.
- (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentana
- (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2R,3R)-2,3 dibromo pentana
Sekarang penjelasan berikut ini :
- Jika di antara sepasang stereoisomer tidak ada atom C kiral yang memiliki konfigurasi yang sama, maka stereoisomer tersebut adalah enantiomer. Seperti contoh pertama (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentana.
- Jika di antara sepasang stereoisomer terdapat minimal satu atom C kiral yang memiliki konfigurasi yang sama, maka stereoisomer tersebut adalah diastereoisomer. Seperti contoh kedua (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2R,3R)-2,3 dibromo pentana.
Sebagian masyarakat mungkin kurang memperhatikan sifat optis suatu senyawa
organik, padahal reaksi kimia dalam sistem biologis makhluk hidup sangat
stereospesifik. Artinya suatu stereoisomer akan menjalani reaksi yang berbeda
dengan stereoisomer pasangannya dalam sistem biologis makhluk hidup. Bahkan
terkadang suatu stereoisomer akan menghasilkan produk yang berbeda dengan
stereoisomer pasangannya dalam sistem biologis makhluk hidup. Contohnya adalah:
- Obat Thalidomide
Obat ini dipasarkan di Eropa sekira tahun 1959-1962 sebagai obat penenang. Obat ini memiliki dua enantiomer, di mana enantiomer yang berguna sebagai obat penenang adalah (R)-Thalidomide. Tetapi ibu hamil yang mengonsumsi enantiomernya yaitu (S)-Thalidomide justru mengalami masalah dengan pertumbuhan anggota tubuh janinnya. Sedikitnya terjadi 2000 kasus kelahiran bayi cacat pada tahun 1960-an. Hal ini merupakan tragedi besar yang tidak dapat dilupakan dalam sejarah obat-obat kiral.
- Nikotin
(-)Nikotin dilaporkan lebih beracun dan berbahaya dibandingkan dengan (+)Nikotin. Tanda "+" menyatakan arah rotasi polarimeter sesuai arah jarum jam, sedangkan tanda "-" menyatakan arah rotasi polarimeter berlawanan arah jarum jam.
- Tiroksin
Tiroksin adalah hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid. (-) Tiroksin meregulasi metabolisme tubuh, sedangkan (+) Tiroksin tidak menghasilkan efek regulasi apa pun.
Proyeksi
Fischer : rumus proyeksi untuk menunjukkan penataan ruang dari gugus-gugus disekitar atom
kiral
3. Isomeri
Konfigurasi
Jenis
stereoisomeri yang lain adalah isomeri konfigurasi atau isomer optis. Isomeri konfigurasi terjadi pada molekul yang
tidak mempunyai bidang simetri. Bidang
simetri adalah bidang imajiner yang membagi molekul menjadi dua bagian yang satu sama lain adalah bayangan
cerminnya. Molekul yang tidak mempunyai bidang simetri akan berinteraksi
dengan bidang cahaya terpolarisasi sehingga
bidang cahaya terpolarisasi akan berputar, baik ke kiri atau ke kanan. Kemampuan memutar bidang cahaya terpolarisasi
tersebut, baik arah maupun besar sudut putarnya dapat diketahui dengan alat
polarimeter. Salah satu ciri molekul
yang tidak mempunyai bidang simetri adalah pada molekul tersebut terdapat atom
karbon yang mengikat empat gugus berbeda. Atom karbon seperti itu disebut
atom karbon
kiral atau asimetris. Sebagai contoh, atom karbon nomor 3 pada molekul 3-kloro-2-
metil pentana
adalah atom karbon kiral, karena mengikat empat gugus berbeda, yaitu H, CH2CH3, Cl, dan CH(CH3)2.
Atom karbon kiral atau pusat kiral seringkali diberi tanda *.CH3-CH2-C-CH-CH3ClHCH3*
3-kloro-2-metilpentana
Sistem
tata nama isomer optik diperkenalkan Chan-Ingold-Prelog yang menglasifikasikan
atom C kiral sebagai R atau S. Sistem tata nama ini sering dinamakan
konfigurasi mutlak/absolut. Contohnya (2R,3S)-2,3 dibromo pentana. Pada tulisan
ini tidak akan dijelaskan aturan penamaan R dan S, tetapi para pembaca dapat
membacanya di literatur organik tingkat kuliah. Dengan sistem tata nama ini
diperkenalkan dua klasifikasi stereoisomer, yaitu enantiomer dan diastereoisomer.
Definisi dari enantiomer dan diastereoisomer sedikit rumit tetapi akan
dijelaskan secara sederhana.
- (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentana
- (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2R,3R)-2,3 dibromo pentana
Sekarang penjelasan berikut ini :
- Jika di antara sepasang stereoisomer tidak ada atom C kiral yang memiliki konfigurasi yang sama, maka stereoisomer tersebut adalah enantiomer. Seperti contoh pertama (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentana.
- Jika di antara sepasang stereoisomer terdapat minimal satu atom C kiral yang memiliki konfigurasi yang sama, maka stereoisomer tersebut adalah diastereoisomer. Seperti contoh kedua (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2R,3R)-2,3 dibromo pentana.
Sebagian masyarakat mungkin kurang memperhatikan sifat optis suatu senyawa
organik, padahal reaksi kimia dalam sistem biologis makhluk hidup sangat
stereospesifik. Artinya suatu stereoisomer akan menjalani reaksi yang berbeda
dengan stereoisomer pasangannya dalam sistem biologis makhluk hidup. Bahkan
terkadang suatu stereoisomer akan menghasilkan produk yang berbeda dengan
stereoisomer pasangannya dalam sistem biologis makhluk hidup. Contohnya adalah:
- Obat Thalidomide
Obat ini dipasarkan di Eropa sekira tahun 1959-1962 sebagai obat penenang. Obat ini memiliki dua enantiomer, di mana enantiomer yang berguna sebagai obat penenang adalah (R)-Thalidomide. Tetapi ibu hamil yang mengonsumsi enantiomernya yaitu (S)-Thalidomide justru mengalami masalah dengan pertumbuhan anggota tubuh janinnya. Sedikitnya terjadi 2000 kasus kelahiran bayi cacat pada tahun 1960-an. Hal ini merupakan tragedi besar yang tidak dapat dilupakan dalam sejarah obat-obat kiral.
- Nikotin
(-)Nikotin dilaporkan lebih beracun dan berbahaya dibandingkan dengan (+)Nikotin. Tanda "+" menyatakan arah rotasi polarimeter sesuai arah jarum jam, sedangkan tanda "-" menyatakan arah rotasi polarimeter berlawanan arah jarum jam.
- Tiroksin
Tiroksin adalah hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid. (-) Tiroksin meregulasi metabolisme tubuh, sedangkan (+) Tiroksin tidak menghasilkan efek regulasi apa pun.
Proyeksi
Fischer : rumus proyeksi untuk menunjukkan penataan ruang dari gugus-gugus disekitar atom
kira
I 3. Isomeri
Konfigurasi
Jenis
stereoisomeri yang lain adalah isomeri konfigurasi atau isomer optis. Isomeri konfigurasi terjadi pada molekul yang
tidak mempunyai bidang simetri. Bidang
simetri adalah bidang imajiner yang membagi molekul menjadi dua bagian yang satu sama lain adalah bayangan
cerminnya. Molekul yang tidak mempunyai bidang simetri akan berinteraksi
dengan bidang cahaya terpolarisasi sehingga
bidang cahaya terpolarisasi akan berputar, baik ke kiri atau ke kanan. Kemampuan memutar bidang cahaya terpolarisasi
tersebut, baik arah maupun besar sudut putarnya dapat diketahui dengan alat
polarimeter. Salah satu ciri molekul
yang tidak mempunyai bidang simetri adalah pada molekul tersebut terdapat atom
karbon yang mengikat empat gugus berbeda. Atom karbon seperti itu disebut
atom karbon
kiral atau asimetris. Sebagai contoh, atom karbon nomor 3 pada molekul 3-kloro-2-
metil pentana
adalah atom karbon kiral, karena mengikat empat gugus berbeda, yaitu H, CH2CH3, Cl, dan CH(CH3)2.
Atom karbon kiral atau pusat kiral seringkali diberi tanda *.CH3-CH2-C-CH-CH3ClHCH3*
3-kloro-2-metilpentana
saya ingin bertanya, bagaimana gambar dari isomer konfigurasi, karena anda hanya menyebutkan contoh nya saja tidak di sertai dengan gambar nya. terimakasih
BalasHapussaya hanya ingin mengkritik sedikit bahwa blog anda bagus tetapi terdapat pengulangan paragraf pada nomor 3. isomer konfigurasi. Dan saya ingin meambahkan bahwa Karbon kiral adalah suatu atom karbon yang mengikat empat gugus yang berbeda. Dalam molekul 2-butanol karbon-2 adalah karbon kiral dan empat gugus berbeda yang terikat padanya adalah hidroksil, metal, etil, dan atom hydrogen. Jika ada dua atau lebih gugus yang sama terikat pada suatu karbon tetrahedral, maka molekul tersebut adalah akiral dan superimposible terhadap bayangan cerminnya. Sebagai contoh adalah molekul 2-propanol.
BalasHapusSelamat malam. Saya ingin bertanya bagaimana cara mengubah orientasi molekul sehingga substituen prioritas keempat dibuat menjauhi kita ?
BalasHapusterima kasih atas pertanyaannya, menurut sumber yang saya baca, Tiga substituen yang tersisa akan nampak seperti steer mobil. Langkah berikutnya membuat arah putaran steer mobil kita berdasarkan urutan dari prioritas pertama sampai pada akhirnya prioritas ketiga. Jika ternyata arah steer yang kita buat searah jarum jam (clockwise) maka dikatakan pusat kiralitas mempunyai konfigurasi R (huruf R berasal dari Bahasa Latin rectus yang artinya “kanan”). Jika arah steer kita berlawanan dengan arah jarum jam (counterclockwise) maka dikatakan pusat kiralitas mempunyai konfigurasi S (huruf S berasal dari Bahasa Latin sinister yang artinya “kiri”).
Hapus